Posted by : RidhoNana
Jumat, 02 Desember 2016
1.
Defenisi
filsafat ilmu tidak terlepas dari kata filsafat dan ilmu filsafat
adalah berfikir
secara mendalam
tentang sesuatu tanpa melihat dogma dan agama dalam mencari
kebenaran sedang ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang(pengetahuan) yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu.
Sebagaimana yang di rumuskan para ahli Sebagaimana yang dikutip A.
Susanto dalam Filsafat Ilmu sebagai berikut : Menurut
Berry Filsafat Ilmu adalah penelaahan tentang logika
intern dan teori – teori ilmiah dan hubungan –
hubungan antara percobaan dan teori, yakni
tentang metode ilmiah. Bagi Berry, filsafat ilmu
adalah ilmu yang di pakai untuk menelaah tentang
logika, teori – teori ilmiah serta upaya
pelaksanaannya untuk menghasilkan suatu metode atau
teori ilmiah.[1]
2.
May
Brodbeck, Filsafat ilmu adalah suatu analis netral
yang secara etis dan falasafi, pelukisan dan
penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu
menurut Brodbck, ilmu itu harus bisa
menganalisis, menggali, mengkaji bahkan melukiskannya sesuatu
secara netral , etis dan filosofis sehingga ilmu
itu bisa di manfaatkan secara benar dan relevan.
3.
Lewis
White Filsafat ilmu atau philosophy of science
adalah ilmu yang mengkaji dan mengevaluasi
metode – metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai
suatu keseluruhan.Lebih jauh Lewis menjelaskan
Filsafat ilmu adalah ilmu yang mempertanyakan
dan menilai metode – metode pemikiran ilmiah
serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya
usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan. Melalui
filsafat ilmu ini kita akan mampu memahami
dan menetapkan akan arti pentingnya usaha ilmiah,
sebagai suatu keseluruhan
4.
A.
Cornelius Benyamin, mengemukakan bahwa filsafat ilmu
adalah studi sistematis mengenai sifat dan
hakikat ilmu, khususnya yang berkenaan dengan
metodenya, konsepnya, kedudukannya di dalam skhema umum
disiplin intelektual. Benyamin lebih melihat sifat dan
hakikat ilmu ditinjau dari aspek metode, konsep,
dan kedudukannya dalam disiplin keilmuan.
5.
Robert
Ackermann filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis
tentang pendapat – pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap pendapat – pendapat lampau
yang telah dibuktikan atau dalam rangka ukuran –
ukuran yang dikembangkan dari pendapat –
pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu
demikian jelas bukan suatu cabang ilmu
yang bebas dari praktik ilmiah senyatanya .[2]
6.
Peter
Caw filsafat ilmu adalah suatu bagian filsafat
yang mencoba berbuat bagi ilmu apa
yang filsafat umumnya melakukan pada
seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua
macam hal di satu pihak, ini membangun teori – teori
tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya landasan
bagi keyakinan dan tindakan di pihak lain,
filsafat memeriksa secara kritis segala hal
yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi
tindakan termasuk teori – teori nya sendiri dengan harapan
dan penghapusan tidak ajegan dan kesalahan. Caw
yakin bahwa melalui filsat ilmu seseoang
membangun dua hal, menyajikan teori sebagai
landasan bagi keyakinan tindakan dan memeriksa
secara kritis segala sesuatu sebagai
landasan bagi sebuah keyakinan atau tindakan.
7.
Alfred
Cyril Ewing Filsafat ilmu menurutnya adalah
salah satu bagian filsafat yang membahas
tentang logika, di mana di dalamnya membahas
tentang cara yang di khususkan metode – metode
dari ilmu – ilmu yang berlainan . Lebih lanjut
menjelaskan tanfa penguasaan filsafat ilmu, maka
akan sulitlah seseorang dalam usahanya
untuk memahami tentang ilmu secara
baik dan profesional.
8.
The
Liang Gie Merumuskan Filsafat ilmu
merupakan segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan – persoalan mengenai segala hal yang
menyangkut landasan ilmu maupun hubungan
ilmu dengan segala segi kehidupan manusia. Bagi
Gie, filsafat ilmu bukan hanya di pahami
sebagai ilmu untuk mengetahui metode dan
analisis ilmu – ilmu lain, tetapi filsafat ilmu
sebagai usaha seseorang dalam mengkaji persoalan
– persoalan yang muncul melalui perenungan
yang mendalam agar dapat diketahui duduk
persoalannya secara mendasar sehingga dapat
di manfaatkan dalam kehidupan manusia.
9.
Menurut
Beerling, filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang
ciri – ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara
– cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
Filsafat ilmu erat kaitannya dengan filsafat
pengetahuan atau epistemologi yang secara umum
menyelidiki syarat – syarat serta bentuk
bentuk pengalamn manusia juga mengenai logika
dan metodologi. [3]
10.
Jujun
S, Suriasumantri menjelaskan bahwa filsafat ilmu
merupakan suatu pengetahuan atau epistemologi
yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar
gejala alamiah tak lagi merupakan misteri,
secara garis besar, Jujun menggolongkan pengetahuan
menjadi tiga kategori umum, yakni 1) pengetahuan
tentang yang baik dan yang buruk yang
disebut juga dengan etika 2) pengetahuan tentang
indah dan jelek, yang disebut dengan estetika
atau seni 3) pengetahuan tentang yang
benar dan salah, yang disebut dengan logika.[4]
Lebih
lanjut Jujun S menjelaskan filsafat ilmu merupakan bagian
dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah) Ilmu merupakan
cabang pengetahuan yang mempunyai ciri –
ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu
tidak membedakan antara ilmu ilmu alam dengan ilmu sosial,
namun karena permasalahan – permasalahan teknis yang bersifat
khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi
filsafat ilmu – ilmu sosial. Pembagian ini lebih merupakan
pembatasan masing – masing bidang yang ditela’ah,
yakni ilmu – ilmu alam atau ilmu – ilmu sosial dan
tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat
otonom, ilmu memang berbeda dari pengetahuan – pengetahuan
secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan
yang prinsif antara ilmu – ilmu alam dan ilmu –
ilmu sosial dimana mempunyai ciri – ciri
keilmuan yang sama.
Beberapa
pendapat lain mengenai pengertian filsafat ilmu seperti yang
dijelaskan H. Endang Komara dalam buku filsafat ilmu dan metodologi
penelitian seperti yang di jelaskan berikut :
1.
Robert
ackman filasafat ilmu dalam suatu segi tinjauan krtis tentang pendapat-pendapat
ilmiah dewasa ini dengan perbandngan terhadap kriteria-kriteria yang
dikembangkan dari – pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas
bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktik ilmiah secara aktual.
2.
Michael
V. Berry filsafat ilmu penelaahan tentang logika intern dari
teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan anatara percobaan dan teori
yakni tentang metode ilmiah
3.
May
Brodbeck filsafat adalah : analisis yang netral secara etis dan
filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
4.
Stephen
R. Toulman filsafat ilmu adalah sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu
mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses
penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan,
metode-metode penggantian dan perhitungan, peranggapan-peranggapan
metafisis dan seterusnya menilai landasan-landasan bagi kesalahnnya dari
sudut tinjauan logika formal, metodologis praktis, dan metafisika.[5]
Berdasarkan
beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab
pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari segi ontologis,
epistemologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan
bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu.
B. TUJUAN FILSAFAT ILMU
1.
Mendalami
unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber,
hakikat dan tujuan ilmu.
2.
Memahami
sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu diberbagai bidang sehingga
kita mendapatkan gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
historis.
3.
Menjadi
pedoman para insan akademis di perguruan tinggi dalam mendalami studi
diperguruan tinggi, terutama persoalan yang ilmiah dan yang non
ilmiah.[6]
3.
SEJARAH FILSAFAT ILMU
Sejarah
Filsafat ilmu tidak terlepas dari priodisasi sejarah terdahulu
yaitu sejak dari cara berpikir yang sangat sederhana hingga
cara berfikir modern zaman kemajuan ilmu pengetahuan modern yang
dikelompokkan kedalam beberapa masa yaitu :
1.
Zaman prasejarah. Zaman prasejarah sering juga
disebut zaman batu tua atau manusia purba. Pada zaman ini
manusia telah mampu menciptakan konsep tentang alat sebagai perkakas
untuk keperluan kehidupan manusia hal ini menunjukkan telah ada pemikiran
menuju arah ilmu pengetahuan pada masa ini manusia. Kemudian
pada masa ini mereka sudah mampu memelihara tanaman dan hewan liar hingga
menjadi hewan dan tanaman yang kualitasnya sesuai serta memenuhi
kebutuhan manusia.6
2.
Zaman
sejarah. Zaman sejarah disebut juga dengan zaman batu muda atau zaman peradaban
dan pertanian. Pada masa ini manusia ini manusia telah mempunyai
kemampuan menulis, membaca dan menghitung sehingga setiap peristiwa dapat
dicatat dan dapat memperkecil kesalahan. Di zaman ini telah dapat
memasyarakatkan pengetahuan secara luas walaupun disampaikan lisan.
Kemajuan pengetahuan terlihat pesat dengan bukti lahirnya
kerajaan-kerajaan besar seperti Mesir, Babilonia dan juga kerajaan-kerajaan
lain yang lahir di India dan Cina.
3.
Zaman
logam. Zaman logam ini masuk kategori kebudayaan klasik. Pada masa ini
perkembangan ilmu lebih pesat lagi, yaitu telah ditemukannya logam yang diolah
sedemikian rupa menjadi sebuah perhiasan yang indah dan mahal harganya.
Kemampuan yang tinggi, kemudian dipakai untuk hal-hal diabadikan dalam
bentuk patung yang sekarang masih tersimpan dalam museum, bernilai
artistik tinggi, misalnya patung nefertili, istri raja Fir’aun di Mesir.
4.
Zaman
Yunani dan Romawi. Perkembangan know how di masa ini tingkatannya lebih
maju dari zaman sebelumnya. Pengetahuan empiris berdasarkan sikap receptive
attitude mind, artinya bangsa Yunani tidak dapat menerima empiris
secara pasif reseptif karena mereka memiliki jiwa an inquiring
attitude
5.
Filsafat
ilmu pada masa islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi lahir dari kandungan
islam yaitu menemukan metode ilmiah menjadi kunci rahasia pembuka rahasia alam
yang jadi perintis modernisasi eropa dan Amerika. Percobaan-percobaan
yang dilakukan dalam dunia islam mirip dengan percobaan trial and erorr untuk
membuat logam emas yang sangat berharga lahirlah metode kimia (alkimia) dan
penemuan dalam kedokteran ialah salmak dari sini lahirlah pemikir –
pemikir dalam islam seperti Ibnu Sina Ibnu Rusd, al-Rasi.
6.
Filsafat
ilmu pada abad kegelapan, pada masa ini bangsa Romawi lebih sibuk
dengan masalah-masalah keagamaan yang terus mempelaari dosa dan bagaimana cara
menghapuskannya. Bangsa Romawi pada masa ini tidak memperhatikan soal
pengetahuan dan soal duniawi sehingga kerajaan romawi runtuh
maka masa ini dikenal sebagai masa kegelapan.
7.
Filsafat
ilmu pada abad ke 18 dan 19 . pada masa ini kecepatan perkembangan ilmu
pengetahuan pada abad-abad berikutnya sangat menakjubkan, Ilmu
pengetahuan empiris makin mendominasi ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan pada
akhir abad 18 di dominasi oleh pengetahuan dibidang fisika.[7]
4. RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Ruang
lingkup filsafat ilmu seperti yang dikutip A.Susanto meliputi beberapa
bidang seperti berikut ini :
1.
Peter
Angeles merumuskan filsafat ilmu terbagi ke dalam empat bidang kajian, yaitu :
2.
Telaah
berbagai konsep, pra anggapan dan metode ilmu,berikut analisis,
perluasan, dan penyusunan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan
cermat.
3.
Telaah
dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu
4.
Telaah
mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu
5.
Telaah
mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan
penerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas hubungan logika dan
matematika dengan realitas.[8]
1.
Cornelius
Benyamin merumuskan filsafat ilmu ke dalam tiga bidang kajian merumuskan
filsafat ilmu ke dalam tiga bidang kajian, yaitu
2.
Telaah
mengenai metode ilmu, telaah ini banyak menyangkut logika da teori
pengetahuan dan teori umum tentang tanda.
3.
Penjelasan
mengenai konsep dasar, dan pangkal pendirian ilmu, berikut landasan-;andasan
empiris, rasional atau pragmatis yang menjadi tumpuannya.
1.
Edward
Madden, merumuskan lingkup filsafat ilmu kedalam tiga bidang kajian yaitu,
probabilitas, induksi, dan hipotesis
2.
Ernes
Nagel memberikan rumusan ruang lingkup filsafat ilmu ke dalam tiga bidang
kajian yaitu pola logis yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu,
pembentukan konsep ilmiah dan pembuktian keabsahan kesimpulan sifat
ilmiah.
Dengan
memperhatikan pendapat para ahli diatas maka dapat diambil
kesimpulan ruang lingkup filsafat ilmu mencakup dua pokok bahasan utama
yaitu membahas sifat-sifat pengetahuan ilmiah (epistimologi) dan menelaah cara-cara mengusahakan
pengetahuan ilmiah (metodologi) sehingga filsafat ilmu dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian besar yaitu filsafat ilmu umum yang mencakup kajian tentang
persoalan kesatuan, keseragaman, serta hubungan diantara segenap ilmu dan yang
kedua filsafat ilmu khusus, yaitu kajian filsafat ilmu yang membicarakan
kategori-kategori serta metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu seperti
kelompok ilmu alam, kelompok ilmu kemasyarakatan, kelompok ilmu teknik dan
sebagainya.