Posted by : RidhoNana
Jumat, 02 Desember 2016
Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno,
Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang
dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir
sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros meninggal
tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai, sehingga waktu kematiannya
diperkirakan pada tahun 546 SM. Anaximandros adalah seorang filsuf dari
Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan
Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis
filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti
tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu
fragmen yang masih tersimpan hingga kini. Menurut tradisi Yunani kuno,
Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi.
Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat
peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia memimpin
ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di
Laut Hitam. Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau mengadaptasi, suatu
jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu
memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki
fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula
kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari Thales,
namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu. PEMIKIRAN
TOKOH To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu Meskipun
Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena
mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala
sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka
seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang
berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga
air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros
berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang
empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak
dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar
segala sesuatu adalah to apeiron. To apeiron berasal dari bahasa Yunani a =
tidak dan eras = batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip
dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi
segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam
jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang
kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga
semua pada akhirnya akan kembali. Pandangan tentang Alam
Semesta Peta Bumi menurut Anaximandros
Gambaran
Alam Semesta menurut Anaximandros Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros
membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to
apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama
lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di
dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah
yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian
terpecah- pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian
terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi
dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari
tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya,
dengan jarak yang sama dengan semua benda lain. Mengenai bumi, Thales
telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu
dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi
pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka
berangsur-angsur bumi menjadi kering Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu
sebagai laut pada bumi. Pandangan tentang Makhluk Hidup Mengenai
terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya
bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di
bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena
panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di
ditulah, mulai ada makhluk- makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai
berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi
makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang
lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang
naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian
menjadi manusia. Ia berpendapat bahwa bumi secara lepas bergantung di ruangan,
ia juga berpendapat bahwa dulunya ada satu substansi tunggal pertama dan suatu
hukum alam yang berlaku di dunia, untuk mempertahankan keseimbangan antara
unsur-unsur yang berbeda. Anaximander mencoba menjelaskan bahwa subtansi
pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya (mayer,1950 :19).
Anaximanes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan,
Pembicaraan filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa didalam filsafat dapat
terdapat lebih dari satu kebenaran tentang satu persoalan. Sebabnya ialah bukti
kebenaran teori dalam filsafat terletak pada logis ataau tidaknya argumen yang
digunakan, bukan terletak pada kongkulasi. Disini sudah kelihatan bibit
relativisme yang kelak dikembangkan dalam filsafat sofisme. Pada
kata”sofis" itu sendiri terkandung pengertian tipuan, hipkret dan sinis.
Menurut para filosof, meraka adalah orang yang kurang terpelajar di dalam sains
maupun di dalam filsafat. Mereka itu orang-orang yang menjual kebajikan untuk
memperoleh materi. Pemikiran sofis itu mempunyai ciri berupa pandangan yang
saling bertentangan. Dalam moral pun mereka di katakan menganut moral yang
relatif, jadi buruk dan baik itu adalah relatif. Bagi orang-orang sofis tidak
ada generalisasi dengan kata lain tidak ada kebenaran umum, semua kebenaran itu
relatif. Biasanya orang-orang sofis itu disenangi oleh para filosof. Sifat
mereka itu amat ditentang oleh Socrates dan plato. Sebagian fisof
menentangorang-orang sofis karenamereka mau menerima uang dari ajaran mereka.
Kebanyakan orang-orang sofis dating dari kelas rendah di dalam masyarakat
karena itu mereka memerlukan uang. Sementara filsof mengatakan bahwa filsafat
itu di senangi bukan untuk alat mencari uang. PENUTUP Filsafat adalah usaha
untuk memahami atau mengerti semesta dalam hal makna (hakikat) dan
nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera
manusia sekalipun. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan
sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat menggunakan bahan-bahan dasar
deskriptif yang disajikan bidang-bidang studi khusus dan melampaui deskripsi
tersebut dengan menyelidiki atau menanyakan sifat dasarnya, nilai-nilainya dan
kemungkinannya Sejarah filsafat pada masa kuno di mulai dengan munculnya
berbagai pemikiran yang mendalam tentang realitas atau alam yang ada ini.
Kesadaran ini memang awalnya merupakan renungan semata dari oarang-orang yang
dianggap bijak. Tetapi yang menarik bahwa renungan tersebut pada akhirnya
terumus dalam proposisi-proposisi yang sistematis dan logis. Dari sinilah
sejarah filsafat mulai muncul. Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab
Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes
tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat
Barat. Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan
berbentuk prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang
masih tersimpan hingga kini. Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun
pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM. Karena itu,
diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun 610 SM. Kemudian disebutkan pula
bahwa Anaximandros meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai,
sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM. Anaximandros
berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang
empiris. Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros berpendapat
bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu, makhluk hidup
pertama yang ada di bumi adalah hewan yang hidup dalam air, misalnya makhluk
seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering
dan menjadi daratan.